Minggu, 04 Maret 2012

Parasit Membantu Mengungkapkan Aturan Ekologi Baru

pengetahuaninfokami.com [ wihans web indonesia ] : Para ilmuan dari UC Santa Barbara dan lembaga lain mengatakan kalau penelitian terbaru mereka diharapkan mempengaruhi bidang ekologi dan dapat membantu manajemen ekosistem, termasuk hutan, danau, dan samudera. Dan itu semua karena parasit.
Penelitian ini, diterbitkan bulan Juli 2011 dalam jurnal Science, memasukkan parasit dalam sebuah studi komprehensif ekosistem. Dengan melakukan ini, para ilmuan mengatakan kalau mereka telah mengungkapkan satu aturan ekologi baru.
“Penemuan utama penelitian kami adalah kalau semua tipe hewan — parasit atau bukan — tampaknya mengikuti aturan yang tepat sama untuk menentukan seberapa banyak jumlah mereka,” kata Ryan Hechinger,penulis utama dan asisten penelitian biologi dari Lembaga Sains Kelautan UCSB.
“Hal ini mencakup burung, ikan, serangga, kepiting, siput, dan semua parasit yang hidup di dalam dan di luar mereka,” kata Hechinger. “Mereka semua tampaknya mengikuti aturan yang sama. Dan aturannya sederhana. Anda dapat memprediksi seberapa banyak suatu hewan hanya dengan mengetahui seberapa besar individu dan seberapa tinggi posisinya dalam rantai makanan.”
Hechinger menjelaskan kalau ukuran tubuh penting karena ia menentukan seberapa banyak makanan dibutuhkan hewan. Sejumlah makanan mendukung lebih sedikit hewan besar daripada hewan kecil karena tiap hewan besar perlu lebih banyak makanan. Rantai makanan itu penting karena semakin tinggi seekor hewan dalam rantai makanan, semakin sedikit makanan yang ada, dan karenanya semakin sedikit juga jumlah hewan tersebut.
Menurut para ilmuan, mereka melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan siapapun sebelumnya: Mereka datang ke ekosistem dan memperhatikan parasit, memperlakukannya sama seperti pemain hewan lainnya. “Kami menyadari kalau, walaupun ukurannya kecil, parasit berada di rantai makanan tertinggi dan dapat merusak aturan kalau hewan kecil lebih banyak jumlahnya,” kata peneliti Kevin Lafferty, ahli ekologi dari U.S. Geological Survey di UCSB.
Data dikumpulkan dari tiga muara di Kalifornia Selatan dan Kalifornia Baja. Para peneliti menghitung dan menimbang parasit dan hewan lain sebelum mendokumentasikan kalau parasit memang lebih sedikit daripada hewan kecil lainnya.
“Memperhatikan parasit adalah bagian utama studi ini,” kata peneliti Armand Kuris,profesor zoologi UCSB. “Parasit setidaknya separuh dari semua keanekaragaman hayati. Dan mereka berbeda dalam beberapa cara dasar daripada bentuk kehidupan lainnya. Walau begitu, ilmu ekologi sering mengabaikannya. Bagaimana kita bisa memahami bagaimana kehidupan bekerja jika kita tidak melihat separuh dari spesies yang ada — para parasit?
“Parasit membantu kita menemukan teori yang tepat, melihat pola sesungguhnya di alam, dan menguji teorinya dengan lebih baik,” kata Kuris. “Selain ukuran tubuh, aturan umum bagi kelimpahan hewan memiliki faktor dalam rantai makanan dan baik hewan kecil dan besar bisa jadi konsumen utama.”
Para ilmuan juga menemukan aturan umum kedua: kalau jumlah biomassa yang dihasilkan sebuah populasi tidak tergantung pada ukuran tubuh hewan dalam populasi, atau pada tipe hewan apa – burung, ikan, kepiting, atau parasit.
“Bila aturan ini bersifat umum, itu artinya populasi kutu daun dapat menghasilkan biomassa sama besar dengan populasi rusa,” kata Lafferty. “Lebih jauh, cacing pita yang memangsa populasi rusa menghasilkan lebih sedikit biomassa daripada rusa, namun dapat menghasilkan biomassa yang sama banyak dengan populasi singa gunung yang juga memangsa sang rusa.”
“Meramalkan kelimpahan hewan adalah salah satu hal paling dasar dan berguna dalam ilmu ekologi yang dapat berikan untuk manajemen dan penelitian dasar,” kata Hechinger. “Aturan sederhana ini membantu karena ia dapat diterapkan pada semua mahluk hidup dan dapat dengan mudah diterapkan dalam ekosistem kompleks dalam dunia nyata.”
Peneliti lain termasuk Andy Dobson dari Universitas Princeton dan Lembaga Santa Fe, dan James Brown dari Universitas New Mexico.
Penelitian ini sebagian didanai oleh Program Penyakit Menular Lembaga Kesehatan Nasional AS dan Yayasan Sains Nasional AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar